TEMANGGUNG - Layaknya bulan Sya'ban, di bulan Safar puluhan warga Bugen menggelar perayaan Merti Dusun atau Nyadran sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur dan wujud syukur kepada Tuhan.
Kegiatan yang bertajuk Saprawarsa Fest 2025 ini mengambil tema "Merawat Tradisi, Membumikan Ideologi" ini diawali dengan bersih dusun, makam, sumber air, doa bersama dan ditutup dengan panggung seni.
Asih Santoso ketua panitia kegiatan menyampaikan, kegiatan yang dihadiri puluhan warga ini dilaksanakan selain sebagai wujud menghormati leluhur juga sebagai wujud silaturahim dan syukur kepada Tuhan atas limpahan rejeki yang diberikan.
“Alhamdulillah, kegiatan saparan ini tetap dilestarikan oleh masyarakat sebagai wujud penghormatan kepada para leluhur yang ada di dusun Bugen, selain itu juga sebagai wujud silaturahim, toleransi, kebersamaan dan syukur atas nikmat serta rejeki dari Allah SWT”, Jelasnya Jum'at (22/8) pagi.
Slamet Sutikno menuturkan event yang menghadirkan 4 penampil seni ini harus terus dilestarikan sebagai pengingat untuk generasi penerus mengingat ini adalah awal dari perjuangan lahirnya NKRI.
“Kegiatan yang memang positif ini harus selalu kita dukung dan apresiasi, selain alasan yang disampaikan ketua panitia tadi ada historis yang tidak boleh dilupakan bahwa generasi hari ini ada lantaran buah perjuangan para leluhur kita semua”, tutur kepala Dusun Bugen ini.
Kegiatan yang juga menampilkan 4 kesenian ini diapresiasi penuh oleh para pemuda, Agung Setiawan menuturkan pentingnya pemahaman tentang bagaimana memaknai sejarah dari para leluhur.
“Sejalan dengan apa yang disampaikan pak kadus tadi, bahwa kegiatan semacam ini memang cocok untuk merefresh kembali historical value yang dimiliki oleh tiap-tiap wilayah, sementara penampilan kesenian yang malam nanti akan dipertontonkan dalam tajuk Saprawarsa 2025 juga merupakan karya terbaik anak bangsa yang mustinya mendaptkan apresiasi sebagai wujud rumongso melu handarbeni”, pungkasnya. Red : YWA
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook